Selasa, 25 Januari 2011

Ironis

Praktek pribadiku buka pukul 17:00, terkadang lebih cepat karena lagi rajin2nya atau lebih lambat hehe kalo ini seringnya karena telat bangun.. Hari itu seperti biasa aku melayani pasien2ku dengan hati, tidak membedakan antara kaya miskin, pejabat atau orang biasa, dll. Asistenku, membantuku mendaftarkan pasien dan mencarikan kartu medical recordnya, mereka akan dipanggil satu persatu sesuai dengan antriannya. Oke, praktek segera kumulai. Seorang wanita masuk ruanganku bersama suaminya, mengungkapkan masalah mereka yang ternyata belum memiliki anak setelah 5thn menikah. Masalah ini beberapa kali kutemui di praktek, yang dalam dunia medis disebut infertilitas. Penyebabnya, bisa dari pihak wanita seperti faktor usia >40th, haid yang tidak teratur, adanya penyakit (fibroid, endometriosis, infeksi panggul/ radang panggul), atau stress, kemudian penyebab dari pihak laki2 karena tidak adanya sperma, atau kurangnya jumlah sperma yang disebabkan adanya riwayat pecandu rokok dan alkohol, atau kebiasaan menaruh HP disaku celana yang bisa mengurangi 30% jumlah sperma. Namun setelah aku bertanya lebih dalam dan mendetail, kemudian pemeriksaan fisik kulakukan, tidak kutemukan adanya gangguan infertilitas baik dari pihak pria maupun wanita. Apalagi pemeriksaan lengkap yang sehubungan dengan pemeriksaan infertilitas telah dilakukan sebelumnya di dokter kandungan dan dinyatakan sehat. Aku menyampaikan ke pasienku bahwa mereka sehat namun Tuhan belum mengijinkan untuk memiliki keturunan, namun kita bisa mengambil hikmah ada banyak hal positif yang bisa dilakukan sebelum memiliki anak seperti konsentrasi mengejar karir, atau refresing ketempat2 indah, sambil trus bergumul dalam doa kepada Tuhan bahwa mereka sangat merindukan kehadiran anak. Saya yakin Tuhan ga kan menutup mata untuk umatNya yang sangat berharap pertolonganNya.. Kulihat mata wanita itu berkaca2 sambil mengucapkan terimakasih kepadaku karena telah menjelaskan dan menenangkan hati mereka. Aku bisa melihat kesedihan dimata mereka, begitu berharap segera memiliki anak. Aku memberikan vitamin untuk mereka untuk menjaga kesehatannya, aku sendiri ga bisa berbuat banyak tetapi dalam hati turut mendoakan dengan ikhlas agar permohonan mereka Tuhan kabulkan segera, Amin.. Aku sadar bahwa praktek dokter bukan hanya melulu menyembuhkan pasien secara fisik, tapi jiwanya juga sangat penting untuk disembuhkan.. Okee, beberapa pasien selanjutnya dengan keluhan yang bermacam2 kutangani dengan teliti, hingga saat masuknya pasienku seorang wanita dengan wajah sedikit agak panik dan terburu2 hingga ga sengaja kakinya terbentur meja dipraktekku. Ehm.. Aku bertanya2 dalam hati, ada masalah apakah sehingga pasienku keliatan begitu panik. Ahaaaa, ternyata masalahnya terlambat haid 2 minggu dan setelah tes kehamilan sendiri hasilnya positif.. Dia sudah menikah dan memiliki 2orang anak, umur 6th, dan 2th. Lalu apa yang membuat panik? Ternyata, dia ga menginginkan anak itu krn anak keduanya masih kecil dan dia berencana mau ikut program TKW ke Malaysia. Dia memohon padaku untuk membantu menggugurkan kandungannya. Aku terperangah sesaat, rasanya ga percaya. Dia memiliki suami yang sah tetapi dia ga menginginkan anaknya. Aduuuh, anehnya dunia ini. Aku bertanya apakah suaminya setuju untuk digugurkan? Rupanya suaminya belum mengetahui kehamilannya (waduh berat nih). Dengan nada serendah mungkin, aku memberikan pengertian bahwa menggugurkan kandungan adalah perbuatan dosa, belum lagi resiko akibat digugurkan (infeksi, perdarahan, bahkan kematian) dan saya sbg dokter bila membantu menggugurkan kandungan bisa dihukum penjara, denda 500jt, dicabut ijin prakteknya dan perasaan berdosa yang mungkin ga kan bisa dilupakan seumur hidup karena membunuh janin. Menjadi TKW bisa lain kesempatan. Namun dia masih saja ngotot, mendesakku dgn berjanji akan tutup mulut ga kan menceritakan ke siapapun juga tentang hal ini dan akan membayar berapapun yang saya minta. Saya berusaha sabar, meskipun dalam hati merasa dia merendahkan saya (belum tau dia berhadapan dengan siapa ya hehe). Kusampaikan bahwa janin yang ada didalam kandungan mempunyai hak untuk hidup, dia adalah Anugerah Tuhan yang luar biasa untuk ibu dan keluarga, banyak keluarga yang bertahun2 mendambakan anak tapi belum mendapatkannya, seharusnya ibu bersyukur Tuhan menganugerahi anak apalagi ibu baru memiliki 2 anak tentu ga masalah tambah 1 lagi, dan setelah itu bisa ber-KB untuk menundanya. Ibu ga kan pernah tau anak yang sekarang ibu kandung mungkin akan menjadi seorang Gubernur, Pengusaha hebat, Dokter atau jadi seseorang yang terkenal dan dapat dibanggakan, atau dia akan menjadi anak yang sangat berbakti pada orangtuanya. Dan dia.... Belum selesai aku mengucapkan kalimatku, ibunya sudah menangis tersedu2.. Maafkan saya, dokter.. Maafkan saya. Saya merasa bersalah punya pikiran untuk menggugurkan kandungan ini. Terimakasih dokter mau sabar menyadarkan saya, padahal saya uda ngotot2 memaksa dokter. Saya menjawab dengan perasaan lega,"Tidak ada yang perlu dimaafkan,bu karena itu tugas saya. Saya hanya tidak ingin ibu menyesal kemudian dan tentunya sesal kemudian tidak ada gunanya." Saya bersyukur kepada Tuhan, ibu membatalkan niat itu dan saya berharap ibu akan menjaga kandungan ibu sebaik-baiknya dengan kontrol rutin setiap bulan ke dokter. Kalau Tuhan ijinkan, beberapa tahun setelah anak ini lahir, ibu pasti akan mendapat kesempatan ikut program TKW lagi. Ibu mengerti kan maksud saya? Ibunya menganggukkan kepala sambil mengusap airmatanya.. Saya mengerti, dok.. Terimakasih, dokter.. Aaaaaaaah, ironis sekali kejadian hari ini, diwaktu yang hampir bersamaan ada ibu yang telah bertahun-tahun menikah tetapi belum punya anak, menangis karena begitu merindukan memiliki buah hati.. Tetapi disatu sisi ada ibu yang justru telah dianugerahkan anak malah ingin membuangnya.. Begitu bertolak belakang. Dan inilah realita kehidupan didunia.. Aku hanya bisa berdoa, kiranya Tuhan menolong menyelesaikan masalah kedua wanita itu. Aku yakin, Tuhan tidak pernah merencanakan rancangan kecelakaan untuk umatNya, namun rancangan Damai Sejahtera untuk mereka yang bersandar padaNya.. Amiiiin.

0 komentar:

Posting Komentar

 
My World Design by: Yanmie at Permata Hatiku