Rabu, 26 Januari 2011

Kapan Nikah ??

Teman-teman SMP maupun SMA-ku saat mereka atau keluarganya sakit seringkali berobat ke tempat praktekku. Aku sering bercanda dan bertanya kepada mereka,"Apa kalian percaya aku bisa mengobati kalian?" Mereka jawab, sejak SMA kan kamu terbukti pintar jadi kita yakin kamu pasti bisa hehe. Aku tertawa sedikit geer.. Setelah pemeriksaan selesai kulakukan dan obatnya telah kusiapkan, biasanya kita bercerita nostalgia SMA kita.. Uuuuuuuuh, tetapi perasaanku mulai ga nyaman kalo mereka mulai menyinggung hal sensitif yang sering kuhindari,"Kapan kawin, Sel?, Uda punya anak berapa, Sel?, Uda berkeluarga, Sel? Dimana suamimu, Sel? Kenapa belum menikah, Sel? Uuuuuuuh, maleeeeeeees bgeeeet jawabnya, apalagi bukan cuma dipraktek kudengar pertanyaan itu, dijalan, dirumah makan, dimana aja dan oleh siapa aja yang tentunya mereka yang sudah mengenalku. Apalagi mereka suka menambahkan dengan pernyataan.. Ingat umur loh, Sel! Hamil diatas 30an berbahaya loh! Jangan terlalu milih-milih, Sel! Apa lagi yang kamu tunggu, Sel! Huuuuuuuuu, rasanya pengen murka, reseeeeee amat seh. Mentang-mentang mereka sudah menikah dan punya anak, seenaknya mengomentariku begitu.. Mang mereka siapa? Bapak Mamaku ga rese, mereka tenang-tenang aja (tapi ga tau juga ya dalam hatinya, siapa yang tau hehe). Tapi biasanya, untuk menutupi rasa maluku sambil tertawa aku sampaikan, "Kalian menikah duluan karena ga kuat iman, kalau aku belum menikah sampai saat ini karena imanku kuat ha ha ha." Dan mereka menganggap semuanya sebagai candaan. Tetapi sebenarnya dilubuk hatiku yang paling dalam, aku sering merasa sedih dan iri. Banyak orang yang bilang aku cantik, pintar, sukses dan baik (meskipun aku merasa ga semuanya benar), lalu apa yang kurang. Sebenarnya banyak juga yang naksir diriku.. Sebenernya aku juga naksir seseorang dan dia juga keliatannya naksir padaku, tapi Tuhan belum memberikan jalan apakah dia memang jodohku.. huhu... aku kan jadi bingung kenapa Tuhan belum ijinkan aku untuk menikah? Padahal setiap malam aku berdoa bahkan seringkali meneteskan airmata mempertanyakan kapan jodohku datang yang dari Tuhan. Kenapa sampai sekarang aku masih sendiri? Apa sebenarnya salahku dan dosaku? Aku hanya bisa menangis sedih didalam kamarku yang sepi. Sampai suatu kali aku membaca Renungan Harian yang secara garis besar mengungkapkan bahwa Melajang bukanlah aib, sebetulnya yang penting bukan statusnya tetapi sikap dalam menghadapinya. Jika disikapi secara positif, maka sisi positifnya akan tampak. Bukankah orang yang melajang punya waktu yang luang dan konsentrasi lebih besar untuk berkarya? Melajang juga bukan berati hidup sendiri, karena orang yang melajang justru punya kesempatan lebih banyak untuk membangun relasi dengan orang lain. Jadi, jalanilah hidup ini dengan rasa syukur. Percayakan hidup kita pada rencana dan kebijaksanaanNya. Tuhan tahu yang terbaik. Hiks hiks hiks aku menangis tersedu membaca renungan itu, menyesal telah bersungut2 dalam hati, menyesal karena merasa Tuhan ga adil padaku.. Terlintas kejadian-kejadian dimana banyak juga teman-temanku yang mengatakan padaku, betapa beruntungnya aku karena masih sendiri bisa konggres dan jalan-jalan keliling indonesia dan luar negeri tanpa pikir panjang, bisa membeli mobil baru tanpa memikirkan kebutuhan rumah tangga, bisa bangun siang tanpa harus memikirkan suami dan anak-anak, pasiennya ramai jadi pemasukannya banyak dsbnya.. Aku berlutut dan memohon ampun kepada Tuhan karena tidak mensyukuri berkat yang sudah begitu banyak dilimpahkan padaku.. Ampunilah aku Tuhan atas dosa-dosaku. Terimakasih, Engkau sudah menyadarkan betapa beruntungnya menjadi "aku". Aku bertekad dalam hati, mulai saat ini aku harus tetap bersemangat menanti Tuhan membuat Segala Sesuatu Indah Pada WaktuNya. Dalam hidupku.. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
My World Design by: Yanmie at Permata Hatiku